Halaman

Pemeran Utama - A Short Mixed Bilingual Story (Chapter 4)


♥ Verona  ♥
Ia meletakkan kepalanya di atas kedua tangannya yang menyilang di atas meja. Ia masih merasa bersalah atas perkataannya. Ia terlalu kasar tadi mengatai sahabatnya sendiri.
“Aduh, aku nih ngawur banget,” ia memukul-mukulkan kepalanya di atas tangannya. “Natalie kan maksudnya baik. Kenapa aku gitu tadi? Dasar kamu, Ve.” Ia mengatai dirinya sendiri.
Beberapa waktu lamanya ia merenung di tempat yang sama, dengan posisi yang sama. Ia merasa tidak tahan lagi. Ia pun mengambil handphone­-nya dan mengirimkan permintaan maafnya pada Natalie melalui SMS.

Natalie
Ia menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Tangannya terlentang dan ia menghirup nafasnya dalam-dalam. Sambil memandang ke langit-langit kamarnya, ia merenung.
“Aku memang belum punya pacar sampai sekarang,” katanya pada dirinya sendiri, “tapi itu karena aku emang pengen dapet yang terbaik aja. Sekali untuk selamanya. Verona tahu itu. Tapi kenapa dia harus ngatain aku gitu? Emang aku tahu kalo itu memang sifat Verona yang suka ceplas-ceplos, tapi kenapa hari ini aku ngerasa bener-bener ketusuk?”
Ia menghela nafas yang sangat panjang kali ini lalu menghembuskannya dengan sangat perlahan untuk membuat perasaannya menjadi lebih tenang.  Tangannya meraih tas yang ada di sampingnya dan merogoh handphone yang ada di dalamnya.
“Wah, nggak ada tanda-tanda kehidupan,” katanya saat melihat layar handphone-nya tetap saja hitam walau sudah ditekan. “Kamu butuh aliran kehidupan.” Ia beranjak dari ranjangnya dan menyambungkan charger ke handphone-nya seolah barusan ia baik-baik saja.
Namun rasa tenangnya hilang kembali saat ia menyalakan handphone dan melihat nama Verona tertera di handphone-nya. Sebuah SMS dari Verona yang ia harap tidak akan membuatnya lebih merasa sedih.

From: Verona
Nate, maafin aku ya. Aku salah tadi.
Harusnya aku nggak gitu sama kamu. Kamu yang bener.
Maaf ya Nate. Jangan marah sama aku.
Please... J

Ia menaikkan alisnya saat selesai membacanya.
Well, seenggaknya nih anak udah berubah akhir-akhir ini,” ia bergumam. “Udah cepet minta maafnya.”

To: Verona
Emang kamu tadi ngapain?
Oh, babinya aku bayarin?
Nggak papa. Tuhan kasi aku
uang banyak banget. J

Ia menekan tulisan ‘Send’ di hapenya. Balasan yang ia berikan seolah Verona tidak melakukan kesalahan apapun padanya dan sudah menyakiti hatinya. Baginya, ketika permintaan maaf sudah dikatakan, masalah apapun menjadi lenyap seketika.

From: Verona
Makasi buat babinya!
Makasi juga udah jadi temenku!
I love you, mate!

Natalie tersenyum membaca balasan yang Verona berikan. Sekarang, rasa tenangnya kembali lagi. Tak ada masalah apapun yang ia alami. Ia kembali fokus pada kehidupannya seperti biasanya.

Seminggu berlalu. Hari ini ia harus berangkat ke Blora untuk melakukan penelitian sesuai dengan syarat penerimaan Beasiswa Djarum. Verona sudah mengunjunginya tadi pagi. Ia membelikannya cemilan kentang dan singkong kesukaannya untuk bekal. Ia juga memberinya pesan untuk selalu mengingatkan dosen bahwa surat ijinnya mengikuti penelitian ini sudah disediakan oleh dosen walinya, Miss Cecile.
Ia merasa sangat senang dan bersyukur karena keluarga dan sahabatnya mendukungnya secara penuh dalam setiap beasiswa yang ia ikuti. Salah satunya adalah beasiswa yang diajukannya kali ini yang memberikan syarat berbeda. Tapi ia merasa yakin bahwa ia akan berhasil mendapatkan beasiswa yang dikategorikan cukup sulit ini.
Perjalanan memakan waktu dua setengah jam lamanya. Tapi semua rasa penat yang ada selama perjalanan pun hilang setelah ia sampai di tempat dimana ia akan mengadakan penelitian. Sebuah panti asuhan yang tidak terlalu besar dan dikelilingi sawah dan sungai mencerahkan pandangannya.
Ia bersama seluruh peserta pun masuk ke dalam panti asuhan itu dan mengadakan rapat kecil untuk mengarahkan setiap peserta mengenai aktivitas mereka selama dua belas hari.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Pemeran Utama - A Short Mixed Bilingual Story (Chapter 4)"

Banner Exchange

Neng Hepi Blog, Banner