Halaman

Pemeran Utama - A Short Mixed Bilingual Story (Chapter 1)

Orang berkata bahwa dunia adalah panggung sandiwara. Yang namanya panggung sandiwara berarti ada pemeran utama, ada pemeran pembantu dan ada juga yang jadi sekedar figuran. Di dalam sandiwara ada yang namanya konflik dan damai. Setiap orang adalah pemeran utama dalam hidupnya masing-masing. Tapi kisah ini, di dunia siapakah ini? Siapakah yang menjadi pemeran utamanya? Let’s see..


Verona
“Halo,” sapanya kepada orang-orang yang ia lewati saat ia berjalan menuju kelas. Pandangan mereka terlihat jelas sekali menunjukkan kekaguman.
Dia adalah seorang yang berkulit putih dan merupakan keturunan Tionghoa. Tambahan lagi, dia gadis yang sangat pintar. Tak ada satu dosen pun yang meragukan kepintarannya. Ia adalah orang yang supel walaupun sebenarnya agak jutek. Tapi orang tidak mempedulikan hal buruk yang ada padanya. Mereka tetap saja menyukai Verona. Terutama para pemuda yang sudah kerap kali menitipkan salam untuknya, termasuk si Bryan yang ia kagumi dan yang sudah mulai terkenal itu. Memang bisa diakui bahwa Verona adalah paket komplit, kalau dikategorikan sebagai bakso atau mie ayam.
Dengan mobil yang nyaman, setiap kali ia berangkat ke kampus selalu ada papi yang mengantarkannya dan setiap ia pulang dari kampus selalu ada papi yang menjemputnya. Benar-benar hidup yang sangat nyaman dan menyenangkan. Tidak ada rasa susah dan takut akan transportasi umum dengan setiap bahayanya yang bisa saja mengancam kapanpun. Ini yang dinamakan seorang putri jaman modern.

Natalie
Matanya memandang ke bangunan kampus sejenak kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kampus. Ia berpikir dalam hati, bagaimana bisa ia sampai ke universitas yang tidak pernah ada dalam benaknya karena ia selalu berusaha untuk masuk ke dalam universitas-universitas ternama termasuk universitas internasional di Jakarta. Well, it’s your plan, Lord, gumamnya.
Ia merupakan keturunan Tionghoa namun warna kulitnya tidak menunjukkannya. Satu-satunya bukti bahwa ia adalah keturunan Tionghoa adalah matanya yang sipit dan nama keluarganya yang hampir tidak pernah ia pakai.
Dalam hal kepintaran, ia tidak diragukan lagi. Setiap hal yang ia lakukan selalu saja berhasil. Itulah mengapa para dosen selalu menyebutkan namanya untuk dijadikan contoh dalam setiap kelas yang ia masuki. Tidak heran hampir seluruh mahasiswa dari para senior sampai junior mengenalnya. Benar-benar membanggakan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Pemeran Utama - A Short Mixed Bilingual Story (Chapter 1)"

Banner Exchange

Neng Hepi Blog, Banner