Pacarku Superstar (Chapter 6)
Tim merasa sangat bahagia atas kejadian malam kemarin. Walaupun ia telah melakukan hal gila pada Ben, ternyata Ben hanya mengambil sikap santai dan riang atas perbuatannya.
Tiga hari menjelang Kejuaraan Baseball, seluruh anggota tim baseball Tim sudah tiba di Amerika Serikat. Selama beberapa hari itu, Tim dan seluruh anggota tim-nya berlatih lagi untuk terakhir kalinya dan memantapkan permainan mereka.
Seharu sebelum pertandinga, setelah pulang latihan baseball, Tim membaringkan dirinya di ranjang.
”Oh, iya. Ingat-ingat pesan Mama,” Tim bersenandung. ”Aku harus segera mandi. Kalau nggak, aku bakalan lupa terus dimarahin Mama. Oh, no way!”
”Tim! Tim!” suara Georgie terdengar keras diiringi ketukan di pintu kamar Tim yang sama sekali tak berirama.
Tim pun membuka pintu. ”Ada apa?” tanyanya.
”Kenapa kau tidak memberitahuku bahwa kau telah bertemu dengannya?”
Tim tertawa keci. ”Ben? Oh, maaf sekali ya, Georgie. Aku tidak sempat waktu itu,” sahutnya. ”Lagipula malam itu kau sudah tertidur, dan hari-hari ini aku sibuk berlatih baseball terus, jadi aku lupa. Jujur, aku tidak bermaksud buruk kok. Tapi kalau kau ingin bertemu dengannya, datang saja ke pertandingan baseball-ku besok. Dia berjanji akan datang.”
”Benarkah?” Georgie tampak berbunga-bunga, kemudian ia pergi dari hadapan Tim tanpa sepatah kata apapun. Hanya senandung yang dapat Tim dengar dari mulut Georgie.
”Dasar Georgie,” Tim tertawa geli.
***
Hari ini tim baseball Tim melawan tim baseball dari Pennsylvania. Mereka bersiap-siap dan mulai menempatkan diri setelah berdoa bersama. Tim sebagai pitcher akan segera melemparkan bola.
Pertandingan sudah berlangsung selama satu jam. Kini giliran tim baseball Tim yang bermain. Dan sekarang, tinggal satu inning lagi. Dirinya sendiri.
”Tuhan, bantu aku,” Tim bergumam. “Aku berharap Indonesia mendapat nama baiknya lagi di mata dunia melalui pertandingan baseball kami. Dan juga aku.”
Tim bersiap-siap untuk memukul. Ia menggenggam erat tongkat pemukulnya. Pandangannya terfokus pada bola yang akan dilempar pitcher dari tim lawan.
Bang! Bola terlempar jauh oleh pukulan Tim dan HOME RUN!!!
Tim mematung, dan tongkat pemukul lepas dari tangannya. Ia tak menyangka bahwa ia dapat melakukannya. Skor saat ini antara tim-nya dan tim lawan menjadi 13-12. Itu berarti tim Indonesia memenangkan pertandingan ini.
Seluruh pendukung Indonesia bersorak kegirangan.Suasana pun menjadi riuh sekali.
Papa dan Mama Tim berlari masuk ke lapangan. Mereka memeluk Tim dengan erat.
”Kamu menang, Tim!” seru Papa dan Mama.
Sementara mereka menangis haru, tak jauh dari tempat Tim berdiri, Ben sedang berdiri memegang microphone. Dan ketika orang banyak menyadari kehadiran Ben, suasana berangsur-angsur hening.
”Lagu ini saya persembahkan pada orang yang saya kagumi, yang baru saja saya kenal beberapa hari lalu,” kata Ben. ”Saya berharap, setelah saya selesai menyanyikan lagu ini, dia bersedia menerima saya menjadi salah satu bagian dari hidupnya.”
Mama berdehem. ”Timmy, ” Mama menyeringai sambil menggoda. ”Ternyata Timmy ada yang suka ta? Kirain nggak ada.”
”Mama,” celetuk Tim. ”Aku juga nggak tahu kalo dia suka sama aku. Ah udah. Aku mau dengerin lagunya.
Keep smiling, keep shining
Knowing you can always count on me,for sure
That’s what friends are for
For good times or bad times,
I’ll be on your side forever more
That’s what friends are for…
Ben bernyanyi sambil memandang kepada Tim.
”Bagaimana? Aku menunggu jawabanmu, ” katanya saat menghampiri Tim; sementara itu, Papa dan Mama Tim meninggalkannya untuk bersama Ben.
”Kurasa kau tahu jawabannya,”
Ben menggeleng. ”Aku mau dengar kau mengucapkannya,”
Tim menghela nafas. ”Aku mau jadi pacarmu,” bisiknya cepat.
”Apa? Aku tidak bisa dengan jelas mendengarnya,”
”AKU-MAU-JADI-PACARMU!” Tim mengucapkannya per kata dengan volume yang cukup keras.
Ben tersenyum, lalu mengusap-usap kepala Tim. ”Kalau begitu, ajari aku Bahasa Indonesia, ya?” ia merangkul Tim.
Tim tersenyum lebar. ”Tidak masalah,” katanya singkat.
Ia merasa sangat bahagia. Dan ia berjanji pada dirinya bahwa ia takkan pernah melupakan hari itu dengan hasratnya yang ingin berkata:
Read Users' Comments (0)