Pacarku Superstar (Chapter 1)
“PACARKU SUPERSTAR!”
“Whooaaa! Capek banget hari ini,” kata Tim. “Baseball, baseball, baseball. Oh my goodness, aku harus berjuang!”
Tim, Timberly Marshal. Anak perempuan yang super tomboy itu baru saja pulang dari latihan baseball di sekolahnya. Ia yang menjadi kepala tim, benar-benar ingin berjuang dengan keras demi kemajuan tim-nya, yang akhir-akhir ini agak menurun.
Tim membaringkan tubuhnya di ranjang. Seperti biasa, setiap pulang dari latihan baseball-nya ia langsung tertidur hingga malam tanpa mandi terlebih dahulu. Atau akan bergerak untuk mandi setelah mendapat omelan dari mamanya.
“Weeee..! Udah malem to?” Tim mengusap-usap matanya yang masih mengantuk. “Yah nggak mandi lagi deh.”
“Tim! Timmy-ku sayang,” Mama Tim memanggil dari luar kamarnya.
“Masuk, Ma,” sahut Tim.
Mama pun membuka pintu kamar Tim dan masuk. Ketika melihat Tim dengan wajahnya yang kucel itu, Mama langsung menyilangkan kedua tangannya di dada sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Nggak mandi lagi karna ketiduran?” tebak Mama.
Tim meringis. “Hehe, iya nih, Ma,” sahut Tim seolah tak bersalah. “Habisnya, Ma, kalopun aku mandi padahal udah malem, lama-lama kan aku jadi reumatik, jadi…”
“Aku nggak mandi, Ma,” sahut Mama yang sudah terbiasa dengan alasan yang selalu Tim keluarkan saat ia ketiduran. “Pokoknya Mama nggak mau tahu ya. Mulau besok, habis pulang latihan baseball, capek nggak capek, kamu harus langsung mandi! Mengerti?”
Tim mengangguk. “Oh, iya. Kenapa Mama ke kamarku? Mama pasti mau ngomong sesuatu, kan ?” tanya Tim untuk mengalihkan pembicaraan.
“Gini, besok mama ada undangan pesta pertunangan anak temen mama,” kata Mama.
“Terus?”
“Terus, ya, Mama minta tolong kamu temenin Mama kesana,” jawab Mama. “Soalnya selama nggak ada Papa kan cuma kamu yang bisa Mama andalin.”
“Oke deh, no problemo,” kata Tim. “Asal aku nggak didandanin yang aneh-aneh, ya.”
“Tenang aja, sayang, Mama udah cari baju pesta yang bakal kamu suka,” kata Mama sambil merangkul anak perempuan satu-satunya itu. “Mama udah beliin baju pesta yang pake celana.”
Tim tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.
“Ya udah, sekarang cuci muka terus tidur ,ya,” kata Mama lagi. “Oke?”
Tim mengangguk. “Oh, ya, Ma. Satu lagi,” cegah Tim yang teringat pada kejuaraan baseball yang akan dilaksanakannya tiga minggu lagi di Amerika Serikat. “Papa pulangnya kapan sih, Ma? Kok keliatannya betah banget di Australia ,” kata Tim.
“Three days more, sweetheart,” sahut Mama. “Kenapa? Kamu kangen?”
“Ya. Selain itu aku pengen seluruh keluarga menontonku di kejuaraan baseball nanti,” kata Tim.
Mama tersenyum. “Oke deh. Selamat tidur, sayang,”kata Mama yang kemudian berjalan keluar dan menutup pintu kamar Tim.
***
0 Response to "Pacarku Superstar (Chapter 1)"
Posting Komentar